HASTA KARYA MENGUNDANG CERIA

Bagi anak-anak bermain sambil belajar adalah cara terbaik menyerap sebuah pembelajaran, kita sebagai dewasa patutlah memfasilitasi hal demikian supaya mereka memperoleh kenangan dan pengalaman yang terbaik versi diri mereka sendiri. Tak banyak orang dewasa menyadari itu, tengok saja anak-anak suka berlarian, ekspresif mengungkapkan segala sesuatunya, jujur, raut wajah menampakkan apa adanya pada sebuah situasi yang mereka hadapi baik itu senang atau sedih, mereka adalah apa adanya tanpa ditutup-tutupi meski jelas karakter dan pembawaan masing-masing berbeda dan ya kita harus menyadari bahwa mereka memiliki potensi dan masa atau waktu milik mereka di mana mereka proses menjadi sebuah pengalaman dan pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi.

Hasta karya mengundang ceria. Begitu judul timeline kita pada kali ini sesuai dengan cerita di atas terkait masa anak-anak adalah belajar sambil bermain kita mencoba memfasilitasi dengan kegiatan mendaur ulang barang bekas menjadi karya yang mengundang ceria. Memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443 H kita jadikan momen tersebut berharga dan bermakna bagi anak-anak. Kenapa begitu? Karena anak-anak membuat karya sesuai kreativitas dan imajinasi mereka. Kenapa barang bekas? Karena kita yakin di rumah mereka masing-masing terdapat barang yang sudah tak terpakai yang belum tahu akan diapakan barang tersebut dan belum tahu apakah barang bekas bisa menjadi sesuatu yang berguna. Kita ingin anak-anak belajar dari situasi dan kondisi bahwa sampah bisa dijadikan karya yang berlimpah.

Bapak Kyai Tanjung pernah berpesan kepada kita bahwa orang yang percaya hari akhir adalah masa di mana kita sekarang tinggal, nasib masa depan adalah di mana kita saat ini melakukan apa yang kita lakukan itu namanya orang yang percaya hari akhir, jika kita kaitkan lebih dalam dengan Isra’ Mi’raj bahwa Nabi mengalami masa yang paling berat dalam masa Beliau hidup, istri Beliau meninggal dunia yakni Khodijah dan paman Beliau Abu tholib meninggal dunia mengalami susah yang luar biasa yakni kehilangan yang melindungi Beliau karena ketika kaum Quraisy mengganggu Beliau, istri Beliau dan paman Beliaulah yang melindungi. Kemudian Beliau pasrah yang luar biasa kepada Tuhan ini disebut masjidil aqsa. Nabi di boikot oleh kaum quraisy sehingga tidak bisa makan dan minum, selama dua minggu Nabi dan pengikutnya mengganjal perut dengan batu dan diperbolehkan meminum air kencing sendiri. Pemboikotan ini berlangsung selama dua tahun. Beliau di masa hidupnya selalu melakukan yang terbaik meski dalam situasi dan kondisi yang terburuk. Alangkah kita sebagai umatnya haruslah percaya bahwa masa sekarang adalah masa yang seharusnya kita lalui dengan memanfaatkan potensi yakni potensi yang diberikan Tuhan melalui mata, telinga, tangan, kaki untuk memaksimalkan diri agar kita bisa kembali dengan selamat kepada-Nya yang ini adalah makna mi’raj.

Lalu apa kaitan barang bekas dan memperingati isra’ mi’raj? Mengapa kita memilih anak-anak berkarya melalui barang bekas? Mengapa barang bekas atau yang biasa kita sebut sampah ini menjadi hal yang mendasar yang perlu kita ajarkan kepada anak bagaimana mengelolanya? Seperti yang sudah kita urai dalam paragraf sebelumnya, berbuat hal yang baik adalah suatu keniscayaan, karena masa depan adalah masa kini dengan memaksimalkan potensi dan karena sampah masih menjadi permasalahan besar dunia saat ini meskipun sudah banyak sekali cara meminimalisir dan memanfaatkan sampah. Kita cobakan untuk gaungkan ke anak-anak setiap harinya agar membuang sampah pada tempatnya, memanfaatkan sampah dengan baik dan mungkin saat ini belum membekas di mereka akan tetapi kita percaya bahwa anak belajar dari pendengaran dan penglihatan, kita percaya suatu hari nanti mereka akan kembali bermuara pada arus yang seharusnya.

Sekarang kita akan ulas manfaat kerajinan tangan bagi perkembangan anak, apa saja sih manfaatnya? Banyak sekali ya ternyata. Pertama, imajinasi dan kreativitas anak akan berkembang melalui aktivitas ini. Ohya bukan hasil yang kita lihat namun proses. Imajinasi akan mengajarkan anak dalam menyelesaikan permasalahan sesuai versi mereka karena saat mereka membuat karya ternyata di tengah jalan mereka menemui kesulitan nah disitulah letak problem solvingnya. Kedua, menajamkan motorik mereka melalui proses menggunting, memotong, menggaris, menempel, mengukur, dan lain sebagainya. Ketiga, mengendalikan emosi, proses ini adalah proses paling memerlukan kesabaran besar saat membuat prakarya. Keempat, mengajarkan ketelitian, membuat prakarya memang membutuhkan ketelitian yang berkaitan dengan presisi atau ketepatan pengukuran dan penempatan suatu pondasi. Kelima, berlatih mengikuti instruksi, saat membuat karya mereka telah menentukan sebuah design dan pasti ada sebuah instruksi tertulis yang mereka ikuti agar menjadi sebuah karya namun ingat jangan batasi kreativitas mereka ya! Keenam, menumbuhkan percaya diri supaya tidak mudah minder dan menyerah, yuk bikin prakarya!

Momen Isra’ Mi’raj kali ini yakni belajar bekerjasama, nah manfaat ketujuh adalah kolaborasi dan kerjasama, dalam kegiatan hasta karya kita kali ini anak-anak SD POMOSDA membuat hasta karya secara berkelompok dan berisikan 5-6 anak yang terdiri dari kelas 1-4, mengapa kita menentukan kelompok dengan cara tersebut? Karena kita yakin, pertama, mereka belum terlalu mengenal dengan adik kelas atau kakak kelasnya, momen ini tepat sekali kita gunakan untuk meningkatkan kedekatan di antara mereka, kedua, memasuki dunia yang sesungguhnya suatu saat nanti saat mereka dewasa yang utama adalah kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai usia, latar belakang, karakter dan keunikan masing-masing diri, sehingga kita membuat kelompok gabungan ini, ohya sebelumnya mereka sudah musyawarah yaa mau dibikin apa barang bekas yang mereka dapatkan sekaligus menentukan pembagian aksesoris, peralatan, dan bahan tambahan untuk membuat karya tersebut. Manfaat kedelapan, menciptakan momen yang akan diingat anak. Kita kembali lagi seperti yang diulas pada cerita awal, pengalaman dan kenangan yang berhargalah yang akan membentuk kepribadian dan karakter mereka agar lebih kuat dan matang menghadapi realitas sosial yang sesungguhnya.